top of page
  • Writer's pictureAhmad Rifai

Jenis Packaging Yang Perlu Anda Ketahui


Bayangkan bagaimana jadinya jika suatu makanan atau minuman tidak mempunyai kemasan produk. Tentu saja akan sulit untuk dikonsumsi dan dibawa kemana-mana. Dalam setiap bisnis, kemasan merupakan elemen sangat penting yang harus diperhatikan dengan cermat pada awal tahap produksi karena potensinya sebagai pelindung produk sekaligus pemasaran produk.

Apa Saja Jenis Packaging Yang Perlu di Ketahui?


1. Plastik

Plastik merupakan salah satu bahan baku utama yang paling banyak digunakan dalam kemasan produk. Hal ini dikarenakan harganya yang cukup ramah kantong dan sangat mudah didapatkan. Tidak berhenti sampai di situ, kemasan berbahan plastik juga dikenal memiliki beberapa keunggulan dan daya tahan yang baik.


Dibandingkan dengan kemasan lainnya, plastik lebih banyak ditemukan sebagai bahan kemasan, mulai dari kemasan makanan, minuman, pakaian, hingga barang elektronik. Namun, tentunya Anda harus menyesuaikan jenis produk Anda dengan bahan plastiknya. Setiap bahan plastik memiliki karakteristiknya masing-masing. Misalnya, plastik jenis PET untuk kemasan minyak dan saus dan jenis PP yang tahan panas cocok untuk kemasan yoghurt.


2. Kardus

Satu tingkat lebih kuat dari plastik, kemasan produk yang terbuat dari kardus biasa digunakan untuk produk non-makanan. Produk yang dikemas dengan berukuran besar dan membutuhkan kemasan yang kokoh untuk melindungi produk agar tidak terlihat.


Misalnya jam tangan, sepatu, parfum, dan perhiasan. Kemasan dari karton sering disebut sebagai kotak bergelombang yang dibuat untuk melindungi produk di dalamnya. Namun, bukan berarti kotak bergelombang tidak dapat digunakan untuk produk makanan. Kini ada inovasi kemasan kardus untuk biskuit dan kue ulang tahun.


3. Kaca

Kemasan kaca juga bisa digunakan kembali setelah digunakan dan dibersihkan. Dengan dua keunggulan tersebut, tidak ada ruginya jika Anda menganggap bahan ini sebagai kemasan terbaik produk Anda. Contoh produk yang dapat dikemas dengan bahan ini antara lain minuman, sirup, selai, hingga cookies atau kue kering.


Untuk pengiriman luar kota atau jauh, produk dengan kemasan kaca juga lebih aman. Hal ini berkat karakteristik material kaca yang kuat, kokoh, berat, dan tahan lama. Makanan atau minuman yang dikemas di dalamnya tidak akan rusak karena telah dilindungi oleh kemasan kaca yang kokoh. Namun tentunya bagian luar kemasan harus ditutup dengan bubble wrap agar tidak pecah saat pengiriman.


4. Kertas

Berikutnya adalah pengemasan bahan kertas. Sepintas, kemasan kertas tidak terdengar aman karena mudah basah, rentan terlipat, atau bahkan sobek. Jika kertas yang dipilih cocok, ditambah dengan model yang cocok dengan produk bertekstur kering, maka kemasan kertas bisa dipertimbangkan. Bahan ini sangat cocok untuk produk makanan ringan dan kering seperti kue, biskuit, kopi dan teh.


5. Kemasan alami

Sekarang mungkin sudah semakin jarang ditemukan kemasan dari bahan alami seperti daun pisang. karena keamanan dan daya tahan kemasannya kurang terjamin. Untuk pengiriman jarak jauh atau produk yang memerlukan masa simpan yang cukup lama, kemasan alami tidak disarankan. Namun jika untuk produk yang langsung dikonsumsi sewaktu-waktu setelah dikemas, kemasan natural bisa menjadi pilihan.


Kemasan alami memiliki keunggulan karena bebas dari paparan bahan kimia yang berbahaya. Bahan ini juga mudah untuk didaur ulang dan terurai. Daun pisang yang digunakan untuk membungkus lontong atau jajanan pasar dapat dimanfaatkan kembali menjadi makanan ternak. Jadi, sebenarnya tidak ada sisa produksi yang menjadi limbah bagi lingkungan sekitar.


6. logam

Menggunakan logam sebagai bahan kemasan yang utama memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Keuntungan dari bahan kemasan logam ini adalah tahan terhadap kondisi ekstrim sinar matahari, hujan dan udara. Dengan demikian, produk dijamin awet dan tahan lama. Namun kekurangannya adalah bahan kemasan logamini lebih mahal, proses pengemasan produk rumit, dan ada beberapa jenis logam yang tidak aman untuk produk makanan. Oleh karena itu, hanya sedikit produsen makanan yang menggunakan bahan ini sebagai bahan kemasan utama bagi produk mereka.


Pada dasarnya, segala jenis kemasan produk bisa digunakan selama bahan tersebut mampu melindungi produk. Yang terpenting adalah menyesuaikan produk yang akan dikemas dengan karakteristik kemasannya.


bottom of page